Rabu, 25 Desember 2013

Profil saya d twwitter

Admin follow twitter david_csn (@david_csn27) menge-tweet pada 11:21 PM on Rab, Des 25, 2013: http://t.co/R84vbLcI37 (https://twitter.com/david_csn27/status/415879970297106432) Dapatkan aplikasi Twitter resmi di https://twitter.com/download

Senin, 23 Desember 2013

ON FB NEWS KAMLA

NEWS KAMLA ON FB Laguna Segara Anakan yang berlokasi di antara Kabupaten Ciamis dan Cilacap, kini diujung masa penantian. Masalahnya, luasan areal laguna yang semakin sempit sehingga berdampak kepada bencana banjir dan hilangnya mata pencaharian warga. Awalnya pada tahun 1903 luas Laguna adalah 6.450 ha, lalau pada tahun 1984 berkurang menjadi 3.270 ha dan terus berkurang lagi pada tahun 1992 hanya tinggal 1.800 ha. Kini areal tersebut tambah parah lagi. Sedimentasi yang mengakibatkan areal Laguna semakin menyempit dan tinggal 600 ha pada tahun 2002 atau hanya 400 ha bila air sedang surut. Dampaknya, sejumlah potensi khas Segara Anakan seperti mangrove dan ikan (udang, sidak, kepiting dan lobster) tidak dapat berkembang dengan baik.

Demikian, sebagian paparan yang disampaikan oleh Bupati Cilacap Tohirin Bahri dihadapan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno, beserta jajarannya, di Jakarta (28/04). Untuk itu Tohirin mengharapkan adanya bantuan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Depkimpraswil mengatasi sedimentasi di Segara Anakan dan pengembangan wilayah Kampung Laut yang lokasinya berada di wilayah Segara Anakan. “Sekarang ini, kapal jenis sedang sering karam bila akan menuju Kampung Laut dari Cilacap,” ungkapnya. Akibatnya, warga Kampung Laut menjadi agak terisolir. Ditambah lagi, sumber mata pencaharian warga yang mengandalkan dari ikan di Segara Anakan semakin kecil. “Belum lagi kesulitan air bersih, kurang baiknya prasarana jalan dan jembatan serta kondisi rumah yang jauh dari layak,” kata Tohirin.

ppw2804041a.jpgData menunjukan, hingga kini Kecamatan Kampung Laut dihuni oleh 14.407 jiwa pada areal seluas 139,59 ha. Tercatat tidak kurang dari empat desa berada di wilayah yang bila dilihat melalui peta berhimpitan dengan pulau Nusa Kambangan. Yakni Desa Kleces dihuni oleh 1.211 jiwa, desa Panikel terdapat 4.650 jiwa, desa Ujunggalang 4.658 jiwa dan desa Ujunggagak 3.888 jiwa.

Untuk menangani pengembangan wilayah Segara Anakan dan Kampung Laut di bidang ke-PU an, Tohirin membutuhkan dana lebih kurang Rp 11,7 miliar. Dana sebesar itu akan digunakan untuk pembangunan prasarana Permukiman dan air bersih sebesar Rp 4,55 miliar, pembangunan jalan dan jembatan Rp 3,15 miliar dan pembangunan daerah Irigasi pada 600 ha senilai Rp 4 miliar. “Selain itu kami juga membutuhkan bantuan pengadaan alat berat walaupun bekas yang akan digunakan untuk mengatasi tindakan awal dampak bencana banjir yang selalu terjadi di paling tidak 10 Kecamatan seputar Segara Anakan,” ujar Bupati.

Menanggapi keinginan tersebut, Menkimpraswil menegaskan bahwa upaya itu bisa saja dilaksanakan asalkan komitmen penanganan atas Segara Anakan antar instansi di jalankan demi kemaslahatan rakyat. “Karena masalah utama sedimentasi Segara Anakan adalah bersumber dari Sungai Citanduy dan Cimeneng beserta anak-anak sungainya,” kata Soenarno.

ppw2804041b.jpgBerdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup maka penanganan sodetan Citanduy dan Cimeneng beserta anak-anak sungainya dibatalkan. Dampaknya, sedimentasi di Segara Anakan yang merupakan satu-satunya laguna yang masih dimiliki Indonesia dan khas, tidak terelakkan lagi. Luasan dataran yang semakin besar berdampak pada menipisnya kemungkinan mata pencaharian nelayan. “Jadi ada kemungkinan perlu adanya perubahan pola pencaharian dari nelayan menjadi petani,” kata Soenarno.

Namun demikian, berbagai kemungkinan untuk menyelamatkan Segara Anakan masih bisa dilakukan tetapi bukan pengembangan. Menurut Soenarno, langkah yang dimungkinkan untuk diambil atas keluarnya Keputusan Meneg LH adalah melakukan pengerukan sedimentasi secara regular. “Paling tidak tiap 3 atau 5 tahun sekali, tetapi untuk itu biayanya mahal dan tidak menyelesaikan titik permasalahan,” ungkapnya. Karena, Pemda setiap melakukan pengerukan juga harus menyiapkan lahan tampungan atas sedimen tersebut.

Oleh karenanya, dirinya berharap agar kemungkinan dialog dapat dilakukan kembali untuk mencari pemecahan masalah atas Segara Anakan. Dialog diikuti oleh berbagai instansi dan stake holder tetapi dengan satu kesepahaman yakni demi kepetingan rakyat. Sementara, menyangkut permohonan Bupati untuk perbaikan prasarana dan sarana di Kampung Laut, Soenarno menjelaskan hal tersebut akan dipelajari lebih lanjut. (cm/bun/fkh)


untuk ber gabung d dunia faceboook klik DISINI NEWS ON FB

Rabu, 11 Desember 2013

Kampung laut new

NEWS KAMPUNG LAUT ONLINE::::
Sarana prasarana pendidikan di
Kecamatan Kampung Laut kini
semakin lengkap. Keberadaan
sarpras ini diharapkan bisa menjadi
fasilitas bagi warga Kampung Laut
dalam kaitannya dengan
peningkatan kualitas SDM dan
hidup masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Cilacap - Tulus
Wibowo membenarkan semakin
bertambahnya sarana pendidikan
di Kampung Laut.
Menurutnya saat ini di Kampung
Laut sudah ada satu SMA Negeri
yang letaknya di Klaces ada SMK
filial di Desa Panikel dan ada dua
SMP dan satu SMP yang masih satu
atap.
Untuk tingkat dasar saat ini ada
sembilan SD yang tersebar di
empat desa. Untuk SD kategorinya
memang cukup gemuk.
Termasuk ada yang filial di Desa
Ujung Alang yang sekarang sedang
diupayakan menjadi mandiri.
Tulus menegaskan jika
dibandingkan lima tahun silam
kesadaran pendidikan warga
Kampung Laut memang sudah jauh
meningkat.
Artinya pendidikan menjadi bagian
yang tak terpisahkan bagi
warganya.
Harapannya dari bidang pendidikan
warga di kecamatan termuda
Kabupaten Cilacap ini segera sejajar
dengan kecamatan lainnya.
Keterbelakangan mutu pendidikan
di Kampung Laut mungkin menjadi
hal yang lumrah. Apalagi jika
menilik bagaimana perjuangan
seorang anak sekolah di sana yang
harus menempuh perjalanan laut
kecuali untuk warga yang tinggal di
Desa Panikel.

Minggu, 08 Desember 2013